Semantik secara bahasa berasal dari bahasa Yunani semantikos
yang memiliki arti memaknai, mengartikan dan menandakan. Semantik juga berarti
studi tentang hubungan antara simbol bahasa (kata, ekspresi, frase) dan objek
atau konsep yang terkandung didalamnya. Semantik menurut Izutsu adalah kajian
analitik terhadap istilah-istilah kunci suatu bahasa dengan suatu pandangan
yang akhirnya sampai pada pengertian konseptual weltanschauung atau pandangan
dunia masyarakat yang menggunakan bahasa itu, tidak hanya sebagai alat bicara
dan berpikir, tetapi yang lebih penting lagi adalah pengkonsepan dan penafsiran
dunia yang melingkupinya. Disini ia menekankan pada istilah-istilah kunci yang
terikat pada kata per kata. Jadi semantik lebih terfokus pada kajian kata,
bukan bahasa secara umum.
Jadi yang
dimaksud Qur’an Semantik ialah kajian analisis kata perkata dalam al-Qur’an
yang bertujuan untuk memberikan pemahaman baru terhadap apa yang ditawarkan
oleh Al-Qur’an kepada manusia agar mereka bisa mengaplikasikan konsep tersebut
dalam kehidupan sehari-hari.
Siapa
Tokoh-tokoh Qur’an Semantik klasik dan modern?
Tokoh Qur’an
Semantik klasik:
1) Mujahid Ibn Jabbar
2) Ibn Juraij
3) Muqatil Ibn Sulayman
4) Harun Ibn Musa
5) Yahya Ibn Salam
6) al-Jahiz
7) Ibn Qutaibah
8) Abd al-Qadir al-Jurjaniy
Tokoh
Qur’an Semantik modern:
1)
Amin
al-Khulliy
2)
M.
Syahrur
3)
Toshihiko
Izutsu
4)
M.
Dawam Raharjo
5)
Chafid
Wahyudi

No comments:
Post a Comment