STRATEGI
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
UNTUK
ANAK-ANAK
Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Arobiyah lil Athfal”
Dosen
Pengampu :
Retno
Purnama Irawati, S.S., M.A
Nailur
Rahmawati, S.Pd., M.Pd
Disusun
oleh :
Vivi
Maimunah 230341303
Asaro
Aprilianti 230341303
Roihatul
Jannah 2303413034
PENDIDIKAN
BAHASA ARAB
JURUSAN
BAHASA DAN SASTRA ASING
FAKULTAS
BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
2016
DAFTAR
ISI
BAB
I
A.
LATAR BELAKANG
Bahasa arab adalah mata pelajaran yang sangat kompleks, karena
terdiri dari berbagai terapan ilmu pengetahuan yang mencakup empat keterampilan
bahasa, sehingga membutuhkan guru yang kompeten dalam penguasaan materi
dan pengelolaan kelas, terutama dalam hal pemanfaatan media pembelajaran atau penciptaan
suasana yang nyaman guna menarik minat belajar para peserta didik.
Dalam proses
pembelajaran bahasa, diperlukan kreativitas guru dalam memilih dan memadukan
beberapa metode dan teknik pembelajaran. Oleh karena itu para guru bahasa dan
mahasiswa jurusan pendidikan bahasa perlu memiliki pengetahuan dan pemahaman
tentang berbagai pendekatan, metode, teknik, dan termasuk strategi pembelajaran
bahasa, agar dalam kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan maksimal.
Pendidikan formal di
Indonesia dimulai sejak pendidikan anak usia dini hingga perguruan tinggi.
Jumlah anak-anak di Indonesia setiap tahun selalu bertambah, anak-anak adalah
seseorang yang harus mendapat pendidikan, untuk itu pendidikan dan pengajaran
untuk anak-anak haruslah kreatif dan inovatif agar dapat menarik minat
anak-anak untuk giat belajar.
Untuk itu dalam makalah
kami ini, kami akan mencoba menguraikan hal- hal yang berkaitan dengan beberapa
strategi pembelajaran dalam bahasa khususnnya dalam pembelajaran bahasa Arab
untuk anak-anak.
B.
RUMUSAN MASALAH
Melihat
latar belakang di atas maka kami akan membahas beberapa hal diantaranya :
1.
Apa pengertian strategi pembelajaran?
2.
Apa pengertian strategi pembelajaran anak?
3.
Bagaimana Pemilihan strategi pembelajaran anak?
4.
Jenis-jenis Strategi Pembelajaran apa saja yang ada di Taman Kanak-kanak?
5.
Bagaimana Strategi
Pembelajaran melalui Bermain?
C.
TUJUAN PENULISAN
Tujuan
penulisan makalah ini adalah :
1.
Mengetahui pengertian strategi pembelajaran
2.
Mengetahui pengertian strategi pembelajaran anak?
3.
Mengetahui Bagaimana Pemilihan strategi pembelajaran anak?
4.
Mengetahui Jenis-jenis Strategi Pembelajaran apa saja yang ada di Taman Kanak-kanak?
5.
Mengetahui Bagaimana Strategi
Pembelajaran melalui Bermain
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Strategi Pembelajaran
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategia
yang berarti ilmu perang atau panglima perang. Panglima perang inilah yang
bertanggung jawab merencanakan suatu strategi dan mengarahkan pasukannya untuk
mencapai kemenangan. Sherly mengemukakan pengertian strategi sebagai keputusan
bertindak yang diarahkan dan keseluruhannya diperlukan untuk mencapai tujuan.
Sedangkan menurut Gagne, strategi adalah kemampuan internal seseorang untuk
berpikir, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. Di sisi lain Salusu
mengatakan bahwa strategi ialah suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber
daya untuk mencapai sasarannya melalui hubungan yang efektif dengan lingkungan
dan kondisi yang paling menguntungkan (Iskandarwassid 2005: 32).
Dalam
perkembangannya, konsep strategi digunakan
dalam berbagai bidang, termasuk
dalam bidang pendidikan.
Implementasi konsep strategi
dalam bidang belajar mengajar,
sekurang-kurangnya meliputi pengertian sebagai berikut:
1.
Strategi merupakan keputusan
bertindak dari guru dengan menggunakan kecakapan dan sumber daya
pendidikan yang tersedia untuk mencapai
tujuan melalui hubungan yang
efektif antara lingkungan dan kondisi
yang paling menguntungkan.
2.
Strategi merupakan kemampuan
internal seseorang untuk
berpikir, memecahkan masalah dan mengambil keputusan dalam bidang
pembelajaran.
3.
Strategi merupakan garis besar haluan bertindak dalam mengelolan
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
4.
Strategi dalam pembelajaran merupakan suatu rencana tentang
aktivitas yang dipersiapkan secara seksama untuk mencapai tujuan pembelajaran.
5.
Strategi merupakan pola umum kegiatan guru-peserta didik dalam
perwujudan kegiatan belajar mengajar. Pola ini menunjukkan macam dan urutan
perbuatan yang ditampilkan guru-peserta didik dalam berbagai peristiwa belajar (Muryati
dan Dewi 2011:8).
Sedangkan yang dimaksud dengan pembelajaran proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran
merupakan bantuan
yang diberikan pendidik
agar dapat terjadi
proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran
dan tabiat, serta pembentukan
sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah
proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang
manusia serta dapat
berlaku di manapun
dan kapanpun (http://eprints.uny.ac.id diakses pada 06 April 2016).
Jadi yang dimaksud dengan strategi pembelajaran adalah suatu seni
yang dimiliki oleh masing-masing individu seorang pendidik yang dituangkan
dalam bentuk rencana tentang aktivitas untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik
supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif.
Adapun pengertian strategi pembelajaran menurut Hilda Taba dalam
Suprihadi (1993:93) dalam Nur Khatifah (2009:8) strategi pembelajaran adalah
cara-cara yang dipilih oleh guru dalam proses pengajaran yang dapat memberikan
kemudahan atau fasilitas bagi siswa menuju tercapainya pembelajaran. Sedangkan
menurut Menurut Dick dan Carrey dalam Suprihadi (1993:94) dalam Nur Khatifah
(2009:8) strategi pembelajaran adalah semua komponen materi dan prosedur
pembelajaran yang digunakan untuk membantu siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran tertentu.
B.
Strategi Pembelajaran Anak Usia Dini
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa proses pembelajaran pada
satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (PP tentang
Standar Nasional Pendidikan, 2005). Proses pembelajaran akan optimal jika
didukung dengan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan dan minat anak.
Pendidikan anak
usia dini merupakan upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan
memberikan kegiatan pembelajaran yang mampu menghasilkan kemampuan dan
keterampilan anak. Pada pendidikan anak usia dini guru dituntut harus memahami
karakteristik pembelajaran untuk anak dan mengetahui apa yang menjadi
prinsip-prisip belajar anak.
1. Karakteristik Pembelajaran untuk Anak
Kegiatan
pembelajaran pada anak usia dini, menurut Sujiono (2009: 138), pada dasarnya
adalah pengembangan kurikulum secara konkret berupa seperangkat rencana yang
berisi sejumlah pengalaman belajar melalui bermain yang diberikan pada anak
usia dini berdasarkan potensi dan tugas perkembangan yang harus dikuasainya
dalam rangka pencapaian kompetensi yang harus dimiliki oleh anak. Atas dasar
pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa pembelajaran untuk anak usia dini
memiliki karakteristik sebagai berikut.
a. Belajar, bermain, dan bernyanyi
Pembelajaran untuk
anak usia dini diwujudkan sedemikian rupa sehingga dapat membuat anak aktif,
senang, bebas memilih. Anak-anak belajar melalui interaksi dengan alat-alat
permainan dan perlengkapan serta manusia. Anak belajar dengan bermain dalam
suasana yang menyenangkan. Hasil belajar anak menjadi lebih baik jika kegiatan
belajar dilakukan dengan teman sebayanya. Dalam belajar, anak menggunakan
seluruh alat inderanya.
b. Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan
Pembelajaran
yang berorientasi pada perkembangan mengacu pada tiga hal penting, yaitu : 1)
berorientasi pada usia yang tepat, 2) berorientasi pada individu yang tepat,
dan 3) berorientasi pada konteks sosial budaya. Pembelajaran yang berorientasi
pada perkembangan harus sesuai dengan tingkat usia anak, artinya pembelajaran
harus diminati, kemampuan yang diharapkan dapat dicapai, serta kegiatan belajar
tersebut menantang untuk dilakukan anak di usia tersebut. Manusia merupakan
makhluk individu. Perbedaan individual juga harus manjadi pertimbangan guru
dalam merancang, menerapkan, mengevaluasi kegiatan, berinteraksi, dan memenuhi
harapan anak. Selain berorientasi pada usia dan individu yang tepat,
pembelajaran berorientasi perkembangan harus mempertimbangkan konteks sosial
budaya anak. Untuk dapat mengembangkan program pembelajaran yang bermakna, guru
hendaknya melihat anak dalam konteks keluarga, masyarakat, faktor budaya yang
melingkupinya.
C. Pemilihan
Strategi Pembelajaran Untuk Anak
Pembelajaran merupakan proses
kompleks dalam diri
peserta didik dan terkait
dengan berbagai aspek
dalam diri maupun
luar dirinya. Guru
sebagai pemberi fasilitas belajar
dituntut memiliki kemampuan
dalam memilih dan menerapkan strategi
pembelajaran. Dengan kemampuan tersebut guru
dapat melaksanakan fungsi pemberi
fasilitas dengan baik
sehingga peserta didik
dapat melakukan aktivitas belajar secara efektif.
Strategi pembelajaran yang
dipilih tentu perlu
dipertimbangkan dalam
beberapa segi mengingat
bahwa konteks pembelajaran
yang berbeda-beda untuk setiap proses pembelajaran yang
dipandunya. Di samping itu, dikenal beragamnya pendekatan, metode, teknik, dan
model pembelajaran yang dikemukakan
beberapa ahli mendorong
guru untuk memilih salah
satu atau beberapa
yang sesuai dengan
kondisi pemelajaran. Perlu diingat juga
bahwa beberapa strategi
yang ditawarkan ahli
tersebut tidak ada
jaminan adanya salah satu
strategi pembelajaran yang
paling baik. Setiap jenis
strategi memiliki kelebihan
dan kekurangannya dan memiliki
kecocokan penggunaannya masing-masing.
Adapun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemililihan
strategi pembelajaran menurut Sanjaya (dalam Muryati dan Kusumaningsih
2011:57-67) adalah sebagai berikut:
1.
Pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai
Setiap kegiatan belajar
mengajar tentu mempunyai
tujuan tertentu yang
ingin dicapai. Semakin kompleks tujuan yang ingin dicapaimaka semakin
rumit juga strategi yang harus
dirancang. Di bawah ini
ada beberapa pertanyaan yang dapat diajukan sehubungan dengan tujuan
kegiatan belajar mengajar:
a.
Apakah tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai
berkenaan dengan aspek kognitif, afektif
atau psikomotorik? Pertanyaan
ini mengandung pengertian bahwa
setiap jenis tujuan yang dirumuskan akan berimplikasi pada rancangan suatu
strategi.
b.
Bagaimana kompleksitas tujuan
pembelajaran yang ingin
dicapai, apakah tingkat tinggi
atau tingkat rendah?
c.
Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilan akademis?
2.
Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran
Materi atau pengalaman
belajar merupakan pertimbangan
kedua yang harus
diperhatikan. Materi pelajaran
yang sederhana misalnya,
materi pelajaran berupa data yang
harus dihafal, maka pengalaman belajar pun cukup sederhana juga, mungkin
siswa hanya dituntut
untuk mendengarkan, mencatat
dan menghafalnya. Dengan demikian
strategi yang digunakan
juga sederhana. Berbeda ketika
materi pelajaran berupa
generalisasi, teori, atau
keterampilan, maka pengalaman belajar pun harus dirancang sedemikian
rupa sehingga materi pelajaran dan pengalaman belajar dapat mencapai tujuan
yang diharapkan.
3.
Pertimbangan dari sudut siswa
Siswa adalah individu
yang unik, yang
memiliki perbedaan, tidak
ada siswa yang sama. Walaupun
secara fisik agak sama, namun pasti ada hal-hal tertentu yang pasti
berbeda, misalnya perbedaan
dari sudut minat,
bakat, kemampuan bahkan gaya
belajar. Dengan demikian strategi belajar mengajar yang dirancang mestilah
sesuai dengan keadaan siswa. Beberapa pertanyaan rancangan strategi ditinjau
dari sudut siswa diantaranya:
a.
Apakah strategi yang digunakan sesuai dengan tingkat kematangan
siswa?
b.
Apakah strategi yang
digunakan itu sesuai
dengan minat, bakat
dan kondisi siswa?
c.
Apakah strategi yang dipilih sesuai dengan gaya belajar siswa?
4.
Pertimbangan-pertimbangan lainnya
Pertimbangan lainnya dalam hal ini adalah pertimbangan ditinjau dari
strategi itu sendiri, sesbab
begitu banyak strategi
yang dapat dipilih
dalam proses belajar mengajar.
Beberapa pertanyaan yang dapat
diajukan kaitannya dengan
pertimbangan dari segi strategi itu sendiri yaitu:
a.
Apakah untuk mencapai tujuan hanya cukup dengan satu srategi saja?
b.
Apakah strategi yang
diterapkan dianggap satu-satunya
startegi yang dapat digunakan?
c.
Apakah strategi itu memiliki memiliki nilai efektifitas dan
efisiensi?
Pertanyaan-pertanyaan
di atas merupakan
bahan pertimbangan dalam menetapakan startegi
yang akan digunakan
dalam kegiatan belajar
mengajar.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pemilihan strategi pembelajaran menurut Isskandarwassid dan
dadang sunendar adalah :
1.
Karakteristik peserta didik
Peserta didik sebagai orang yang belajar merupakan subjek yang
sangat penting dalam proses pembelajaran. Dalam pemilihan strategi pembelajaran
yang tepat, pengajar harus memperhatikan karakteristik peserta didik.
Karakteristik peserta didik itu antara lain sebagai berikut :
a.
Kematangan mental dan kecakapan intelektual
b.
Kondisi fisik dan kecakapan psikomotor
c.
Umur
d.
Jenis kelamin
2.
Kompetensi dasar yang diharapkan
Strategi pembelajaran harus dipilih sesuai dengan kompetensi dasar
yang diharapkan dapat dicapai peserta didik. Kompetensi tersebut merupakan
titik tolak penentuan strategi yang akan digunakan. Misalnya, pada aspek
kebahasaan, kompetensi yang diharapkan adalah menguasai dan menggunakan kata
dalam konteks. Dengan demikian metode yang dipakai sebagai bagian dari strategi
adalah dengan menggunakan metode kontekstual.
3.
Bahan ajar
Bahan ajar merupakan seperangkat informasi yang harus diserap
peserta didik melalui pembelajaran yang menyenangkan. Peserta didik harus
benar-benar merasakan manfaat bahan ajar atau materi itu setelah ia
mempelajarinya.
4.
Waktu yang tersedia
Sebagaimana diketahui dalam kurikulum pembelajaran bahasa yang
berlaku saat ini, teerdapat kometensi dasar yang harus dicapai peserta didik
dalam kurun waktu tertent, misalnya, satu semester atau satu tahun ajaran.
Untuk mencapai standar kompetensi tersebut, pengajar mengembangkan bahan ajar
pembelajaran, kemudian menyampaikannya kepada peserta didik. Dalam
penyampaiannya diperlukan strategi yang tepat agar mencapai sasaran.
5.
Sarana/prasarana belajar
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai tujuan (KBBI, 1993). Yang dimaksud sarana belajar adalah segala
sesuatu yang langsung dapat dipakai peserta didik dalam belajar untuk mencapai
suatu kompetensi dasar tertentu. Misalnya buku paket, kamus, peta, alat peraga.
Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya suatu proses. Prasarana belajar bahasa, misalnya, laboratorium
bahasa, ruang belajar, kelas ygang luas, dan lain-lain.
6.
Kemampuan/kecakapan pengajar memilih dan menggunakan strategi
pembelajaran bahasa
Salah satu tujuan utama pembelajaran bahasa adalah mmepersiapkan
peserta didik untuk melakukan interaksi yang bermakna dengan bahasa yang
alamiah. Agar interaksi dapat bermakna bagi peserta didik dan dapat mencapai
kompetensi dasar tertentu, pengajar dituntut untuk lebih memiliki kemmapuan
atau kecakapan dalam menjalankan profesionalismenya. Disamping memiliki
kemmapuan penguasaan keilmuan pengajar juga harus memiliki kemmapuan dan penguasaan
memilih dan menerapkan strategi yang di dalamnya terdapat pendekatan, metode,
dan teknik secara baik.
D.
Jenis-jenis Strategi Pembelajaran di Taman Kanak-kanak
1.
Strategi Pembelajaran yang Berpusat pada Anak
Pembelajaran yang
berpusat pada anak terdiri dari tiga tahap utama, yaitu : tahap merencanakan,
tahap bekerja, dan tahap review.
a.
Tahap merencanakan (planning time)
Pada
tahap ini guru memberi kesempatan kepada anak-anak untuk merencanakan kegiatan
yang akan dilakukannya. Misalnya, guru menyediakan alat-alat bermain yang
terdiri dari : a) balok-balok kayu, b) model buah-buahan, c) alat-alat
transportasi, d) buku-buku cerita, e) peralatan menggambar, dan f) macam-macam
boneka.
b.
Tahap bekerja (work time)
Setelah
memilih kegiatan yang akan dilakukannya, anak kemudian dikelompokkan
berdasarkan kegiatan yang dipilih. Pada tahap ini anak mulai bekerja, bermain,
atau memecahkan masalah sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.
Guru mendampingi siswa, memberikan dukungan dan siap memberikan bimbingan jika
anak membutuhkan.
c.
Tahap review / recall
Setelah
anak-anak selesai melakukan aktivitasnya, mereka kemudian diberi kesempatan
untuk mengungkapkan pengalamannya secara langsung. Pada tahap ini guru berusaha
agar anak-anak mengungkapkan perasaannya dengan tepat.
2.
Strategi Pembelajaran Melalui Bermain
Bermain merupakan
kebutuhan anak. Bermain merupakan aktivitas yang menyatu dengan dunia anak,
yang di dalamnya terkandung bermacam-macam fungsi seperti pengembangan
kemampuan fisik motorik, kognitif, afektif, social, dsb. Dengan bermain anak
akan mengalami suatu proses yang mengarahkan pada perkembangan kemampuan
manusiawinya. Strategi pembelajaran melalui bermain terdiri dari tiga tahap
utama, yaitu: tahap prabermain, tahap bermain, dan tahap penutup.
a.
Tahap prabermain
Tahap
prabermain terdiri dari dua macam kegiatan persiapan: kegiatan penyiapan siswa
dalam melaksanakan kegiatan bermain dan kegiatan penyiapan bahan dan peralatan
yang siap untuk dipergunakan. 1) Kegiatan penyiapan siswa terdiri dari : a)
guru menyampaikan tujuan kegiatan bermain kepada para siswa, b) guru
menyampaikan aturan-aturan yang harus diikuti dalam kegiatan bermain, c) guru
menawarkan tugas kepada masing-masing anak, misalnya membuat istana, membuat,
menara, dst., dan d) guru memperjelas apa yang harus dilakukan oleh setiap anak
dalam melakukan tugasnya. 2) Kegiatan penyiapan bahan dan peralatan yang
diperlukan, misalnya menyiapkan bak pasir, ember, bendera kecil, dsb.
b.
Tahap bermain
Tahap
bermain terdiri dari rangkaian kegiatan berikut : 1) semua anak menuju tempat
yang sudah disediakan untuk bermain, 2) dengan bimbingan guru, peserta
permainan mulai melakukan tugasnya masing-masing, 3) setelah kegiatan selesai
setiap anak menata kembali bahan dan peralatan permainannya.
c.
Tahap penutup
Tahap
penutup dari strategi pembelajaran melalui bermain terdiri dari
kegiatan-kegiatan : 1) menarik perhatian dan membangkitkan minat anak tentang
aspek-aspek penting dalam membangun sesuatu, 2) menghubungkan pengalaman anak
dalam bermain yang baru saja dilakukan dengan pengalamannya, 3) menunjukkan
aspek-aspek penting dalam bekerja secara kelompok, 4) menekankan petingnya
kerja sama.
3.
Strategi Pembelajaran Melalui bercerita
Pencapaian tujuan
pendidikan Taman Kanak-kanak dapat ditempuh dengan strategi pembelajaran
melalui bercerita. Manfaat cerita bagi anak TK, yaitu sebagai berikut.
a.
Bagi anak TK mendengarkan cerita yang menarik dan dekat dengan
lingkungannya merupakan kegiatan yang mengasyikkan.
b.
Guru dapat memanfaatkan kegiatan bercerita untuk menanamkan
nilai-nilai positif pada anak.
c.
Kegiatan bercerita juga memberikan sejumlah pengetahuan social,
nilai-nilai moral dan keagamaan.
d.
Pembelajaran dengan bercerita
memberikan pengalaman belajar untuk mendengarkan.
e.
Dengan mendengarkan cerita anak dimungkinkan untk mengembangkan
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
f.
Membantu anak untuk membangun bermacam-macam peran yang mungkin
dipilih anak, dan bermacam layanan jasa yang ingin disumbangkan anak kepada
masyarakat.
Strategi
pembelajaran melalui bercerita terdiri dari lima langkah. Langkah-langkah yang
dimaksud adalah sebagai berikut.
a.
Menetapkan tujuan dan tema cerita.
b.
Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih, misalnya bercerita dengan
membaca langsung dari buku cerita, menggunakan gambar-gambar, menggunakan papan
flannel, dst.
c.
Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita
sesuai dengan bentuk bercerita yang dipilih.
d.
Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita, yang
terdiri dari:
1)
Menyampaikan tujuan dan tema cerita,
2)
Mengatur tempat duduk,
3)
Melaksanaan kegiatan pembukaan,
4)
Mengembangkan cerita,
5)
Menetapkan teknik bertutur,
6)
Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita.
e.
Menetapkan rancangan penilaian kegiatan bercerita
Untuk mengetahui
ketercapaian tujuan pembelajaran dilaksanakan penilaian dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan isi cerita untuk mengembangkan
pemahaman anak aka isi cerita yang telah didengarkan.
4.
Strategi Pembelajaran Melalui Bernyanyi
Bernyanyi memiliki
banyak manfaat untuk praktik pendidikan anak dan pengembangan pribadinya secara
luas karena : a) bernyanyi bersifat menyenangkan, b) bernyanyi dapat dipakai
untuk mengatasi kecemasan, c) bernyanyi merupakan media untuk mengekspresikan perasaan,
d) bernyanyi dapat membantu membangun rasa percaya diri anak, e) bernyanyi
dapat membantu daya ingat anak, f) bernyanyi dapat mengembangkan rasa humor, g)
bernyanyi dapat membantu pengembangan keterampilan berpikir dan kemampuan
motorik anak, dan, h) bernyanyi dapat meningkatkan keeratan dalam sebuah
kelompok.
Strategi
pembelajaran dengan bernyanyi terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut.
a.
Tahap perencanaan, terdiri dari: 1) penetapkan tujuan pembelajaran,
2) penetapan materi pembelajaran, 3) menetapkan metode dan teknik pembelajaran,
dan 4) menetapkan evaluasi pembelajaran.
b.
Tahap pelaksanaan, berupa pelaksanaan apa saja yang telah
direncanakan, yang terdiri dari:
1)
Kegiatan awal : guru memperkenalkan lagu yang akan dinyanyikan
bersama dan memberi contoh bagaimana seharusnya lagu itu dinyanyikan serta
memberikan arahan bagaimana bunyi tepuk tangan yang mengiringinya.
2)
Kegiatan tambahan : anak diajak mendramatisasikan lagu, misalnya
lagu Dua Mata Saya, yaitu dengan melakukan gerakan menunjuk organ-organ tubuh
yang ada dalam lirik lagu.
3)
Kegiatan pengembangan : guru membantu anak untuk mengenal nada
tinggi dan rendah dengan alat musik, misalnya pianika.
c.
Tahap penilaian, dilakukan dengan memakai pedoman observasi untuk
mengetahui sejauh mana perkembangan yang telah dicapai anak secara individual
maupun kelompok.
5.
Strategi
Pembelajaran Terpadu
Anak adalah makhluk seutuhnya, yang
memiliki berbagai aspek kemampuan, yang semuanya perlu dikembangkan. Berbagai
kemampuan yang dimiliki oleh anak dapat berkembang jika ada stimulasi untuk hal
tersebut. Dengan pembelajaran terpadu, pembelajaran yang mengintegrasikan ke
dalam semua bidang kurikulum atau bidang-bidang pengembangan, berbagai
kemampuan anak yang ada pada anak diharapkan dapat berkembangan secara optimal.
Pembelajaran terpadu memiliki
karakteristik : Dilakukan melalui kegiatan pengalaman langsung, sesuai dengan
kebutuhan dan minat anak, memberikan kesempatan kepada anak untuk menggunakan
semua pemikirannya, menggunakan bermain sebagai wahana belajar, menghargai perbedaan individu, dan melibatkan
orag tua atau keluarga untuk mengoptimalkan pembelajaran.
Strategi pembelajaran terpadu
direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip: berorientasi pada
perkembangan anak, berkaitan dengan pengalaman nyata anak, mengintegrasikan isi
dan proses belajar, melibatkan penemuan aktif, memadukan berbagai bidang
pengembangan, kegiatan belajar bervariasi, memiliki potensi untuk dilaksanakan
melalui proyek oleh anak, waktu pelaksanaan fleksibel, melibatkan anggota
keluarga anak, tema dapat diperluas, dan direvisi sesuai dengan minat dan
pemahaman yang ditunjukkan anak.
Ada beberapa manfaat dari strategi
pembelajaran terpadu, yaitu: meningkatkan perkembangan konsep anak,
memungkinkan anak untuk mengeksplorasi pengetahuan melalui berbagai kegiatan,
membantu guru dan praktisi lainnya untuk mengembangkan kemampuan
profesionalnya, dan dapat dilaksanakan pada jenjang program yang berbeda, untuk
semua tingkat usia, dan untuk anak-anak berkebutuhan khusus.
Prosedur pelaksanaan pembelajaran
terpadu terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut.
a.
Memilih tema
Pemilihan tema untuk
pembelajaran terpadu dapat bersumber dari: 1) minat anak, 2) peristiwa khusus,
3) kejadian yang tidak diduga, 4) materi yang dimandatkan oleh lembaga, dan 5)
orang tua dan guru.
Ada beberapa kriteria
untuk pemilihan tema, yaitu: 1) relevansi topik dengan karakteristik anak, 2)
pengalaman langsung, 3) keragaman dan keseimbangan dalam area kurikulum, 4)
ketersediaan alat-alat, dan 5) potensi proyek.
b.
Penjabaran tema
Tema yang sudah dipilih
harus dijabarkan ke dalam sub tema-sub tema dakan konsep-konsep yang didalamnya
terkandung istilah (term), fakta (fact), dan prinsip (principle), kemudian
dijabarkan ke dalam bidang-bidang pengembangan dan kegiatan belajar yang lebih
operasional.
c.
Perencanaan
Perencanaan harus dibuat
secara tertulis sehingga memudahkan guru untuk mengetahui langkah-langkah apa
yang harus ditempuh. Tentukan tujuan pembelajaran, kegiatan belajar, waktu,
pengorganisasian anak, sumber rujukan, alat-permainan yang diperlukan, dan
penilaian yang akan dilakukan.
d.
Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan
dilakukan dan dikembangkan kegiatan belajar sesuai dengan rencana yang telah
disusun. Pada saat proses berlangsung dilakukan pengamatan terhadap proses
belajar yang dilakukan oleh anak.
e.
Penilaian
Penilaian dilakukan pada
saat pelaksanaan dan pada akhir kegiatan pembelajaran dengan tujuan untuk
mengamati proses dan kemajuan yang dicapai anak melalui kegiatan pembelajaran
terpadu.
E.
Strategi Pembelajaran melalui Bermain
Bermain merupakan aktivitas yang penting dilakukan anak-anak.
Sebab, dengan bermain anak-anak akan bertambah pengalamannya dan
pengetahuannya. Strategi pembelajaran bermain dibedakan menjadi dua yaitu
kegiatan bermain aktif dan kegiatan bermain pasif.
Berikut ini
akan diuraikan bebrapa macam kegiatan bermain aktif yaitu sebagai berikut:
1.
bermain konstruktif
bermain konstruktif yaitu kegiatan yang menggunakan berbagai benda
yang ada untuk menciptakan suatu hasil karya tertentu.
Berbagai manfaat bisa diperoleh melalui kegiatan bermain ini antara
lain mngembangkan kemampuan anak untuk berdaya cipta, melatih keterampilan
motorik halus, melatih konsentrasi, ketekunan, daya tahan. Kalau ia berhasil
akan menimbulkan ras puas, mendapat pengharapan sosial (pujian dari orang lain)
yang akan meningkatkan keinginan anak bekerja lebih baik lagi.
Yang termasuk dalam kegiatan bermain konstruktif adalah menggambar,
mencipta bentuk tertentu dari lilin mainan, menggunting dan menempel kertass atau
kain, dan lain sebagainya.
2.
Bermain khayal/peran
Bermain khayal termasuk salah satu jenis bermain aktif, dapat
diartikan dengan pemberian atribut tertentu terhadapbenda, situasi dan anak
memerankan tokoh yang ia pilih. Apa yang dilakukan anak tampil dalam tingkah
laku yang nyata dan dapat diamati dan biasanya melibatkan penggunaan bahasa.
Dalam kegiatan bermain khayal ini anak mmepunyai peran penting. Ia
melakukan impersonalisasi terhadap karakter yang dikaguminya/ditakutinya baik
yang ia temui dalam kehidupan maupun dari tokoh yang ia tonton di film atau
dibaca di media masa.
Manfat yang dapat dipetik dari bermain khayal adalah membantu
penyesuaian diri anak. Dengan memerankan tokoh-tokoh tertntu ia belajar tentang
aturan-aturan atau perilaku apa yang bisa diterima oleh orang lain. Anak juga
belajar untuk memandang suatu masalah dari kacamata tokoh-tokoh yang ia
perankan sehingga diharap dapat membantu pemahaman sosial pada diri anak.
Manfaat lain adalah anak dapat memperoleh kesenangan dari kegiatan
yang dilakukan atas usaha sendiri, belajar menjadi pengikut dalam artian mau
memerankan tokoh-tokoh tertentu yang ditetapkan oleh teman mainnya dan tidak
hanya memerakan tokoh yang diinginkan oleh anak. Perkembangan bahasa juga dapat
ditingkatkan karena adanya penggunaan bahasa didalam kegiatan bermain in. Mau
tidak mau ia akan mendengar informasi baru dari teman mainnya sehingga
perbendaharaan kata makin luas.
3.
Musik
Aktifitas musik dapat digolongkan dalam bermain aktif bila anak
melakukan kegiatan musik misalnya bernyanyi, memainkan alat musik tertentu atau
melakukan gerakan tarian yang diiringi musik. Bernyanyi merupakan kegiatan yang
paling banyak dilakukan karena tidak menntut keahlian memainkan alat musik
tertentu.
Manfaat yang didapat adalah unutuk ekspresi diri sosialisasi dan
memupuk rasa percaya diri pada anak. Karena ia mampu bernyanyi atau memainkan
alat musik tertentu, mereka dapat menyenangkan diri sendiri, sekaligus belajar
unutuk menjadi kreatif.
Berikut ini
dipaparkan kegiatan bermain pasif dalam strategi pembelajaran bermain :
1.
Membaca
Membaca termasuk kegiatan bermain pasif, bisa dalam bentuk
mendengarkan cerita yang dibacakan oleh orang lain atau membaca sendiri. Pada
usia prasekolah anak cenderung dibacakan cerita oleh orang tua atau orang lain
karena pada umumnya seorang anakn baru bisa membaca sendiri setelah duudk di
kelas 3 atau 4 SD.
Membaca merupakan salah satu kegiatan bermain pasif yang secara
psikologis mempunyai arti positif. Ada beberapa manfaat psikologi yang dapat
diperoleh melalui kegiatan ini yaitu membuat anak lebih percaya diri, mandiri,
tidak perlu menggantungkan diri pada orang lain unutuk memperoleh hiburan dan
mngembangkan potensi yang ada didalam dirinya, punya pengaruh positif terhadap
perkembangan kepribadian anak di kemudian hari. Dari kegiatan semacam ini, anak
bukan hanya memperoleh kesennagan dan sikap yang positif terhadap kegiatan
membaca, tetapi juga dapat menambah keahlian membaca yang merupakan modal
berharga terhadap bidang studi yang akan mereka tekuni di kemudian hari.
Membaca juga dapat mendorong kreativitas seseorang, bergantung dari
bahan yang dibacanya. Dari kegiatan membaca, minat anakbisa dipupuk dan
memperoleh pengetahuan baru. Dengan membaca, seseorang dimungkinkan untuk
mendapat pemahaman (insight) terhadap masalah paribadi mereka dan memberi ide
bagaimana cara memecahkan masalah.
2.
Menonton film
Dengan adanya kemajuan teknologi, maka anak-anak dpat menikmati
film tidak hanya dibioskop, tapi juga di rumah, baik melalui acara yang
ditayangkan di televisi maupun memutar video atau compact disc (CD).
Sebagai dampak dari kemajuan teknologi tersebut, anak mempunyai
kesempatan lebih besar untuk menonton film tanpa pergi ke bioskop atau menunggu
jadwal tayangan film di bioskop. Setiap saat bila anak mau, ia cukup menekan
tombol televisi atau memutar video/CD. Anak dapat menghabiskan waktu berjam-jam
di muka televisi. Menurut Murray (dalam Hurlock 1978), rata-rata anak
prasekolah menghabiskan waktu di muka televisi selama setengah jam kerja orang
tua dalam 1 minggu.
3.
Mendengarkan musik
Musik dapat didengar melalui siaran radio, TV, pita ataupun
piringan hitam. Dengan meningkatnya usia anak lebih gemar mendengarkan musik
dan memuncak saat remaja. Kaum remaja menyukai kegiatan iiini karena bermain
aktif yang melakukan sudah jauh berkurang.
Bayi serta anak-anak yang lebih kecil menyukai musik yang
sederhana, ritme lagu yang lincah serta kata-kata yang mudah dipahami.
Anak-anak yang sudah bersekolah seringkali merasa lebih mudah belajar atau
mengerjakan tugas-tugas sekolah sambil mendengarkan musik. mendengarkan musik
akan membawa pengaruh positif pada anak dalam artia anak dapat menyenangkan
diri sendiri, menenagkan perasaan-perasaan yang tidak nyaman, sebagai
penyaluran anak karena ia bisa ikut terhanyut dalam lagu yang didengar
sekaligus anak dapat mendengarkan musik tertentu sehingga kegiatan ini secara
tidak langsung dapat merangsang anak untuk bersosial dan merasakan adanya
kebersamaan serta penerimaan oleh teman.
DAFTAR PUSTAKA
Masitoh, dkk. (2005). Pendekatan Belajar Aktif di Taman
Kanak-kanak. Jakarta: Depdiknas Dikjen Pendidikan Tinggi Direktorat
Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan
Dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.
https://ebekunt.wordpress.com/2010/07/27/strategi-pembelajaran-untuk-anak-usia-dini/ diakses tanggal 06 April 2016 jam 08:30
Muryati, Sri dan Dewi Kusumaningsih.2011. Strategi Pembelajaran
Bahasa Indonesia. Univet Bantarapress. Diunduh pada 06 April 2016
https:lppbmbantara.com
Nur Khotifah, Siti. 2009. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab
Berbasis KTSP di SMP Muhamadiyah Mungkid Magelang Yogyakarta. UIN sunan
Kalijaga. Skripsi.
Iskandarwassid.
2005. Strategi Pembelajaran Bahasa.
Diana.Bermain
dan Media Permainan. Handout Jurusan PG PAUD

No comments:
Post a Comment