Tuesday, 24 May 2016

MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB UNTUK ANAK-ANAK


STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
UNTUK ANAK-ANAK
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Arobiyah lil Athfal”


Dosen Pengampu :
Retno Purnama Irawati, S.S., M.A
Nailur Rahmawati, S.Pd., M.Pd



Disusun oleh :
Vivi Maimunah                       230341303
Asaro Aprilianti                      230341303
Roihatul Jannah                      2303413034





PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ASING
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
DAFTAR ISI




BAB I
A.    LATAR BELAKANG
Bahasa arab adalah mata pelajaran yang sangat kompleks, karena terdiri dari berbagai terapan ilmu pengetahuan yang mencakup empat keterampilan bahasa, sehingga  membutuhkan guru yang kompeten dalam penguasaan materi dan pengelolaan kelas, terutama dalam hal pemanfaatan media pembelajaran atau penciptaan suasana yang nyaman guna menarik minat belajar para peserta didik.
Dalam proses pembelajaran bahasa, diperlukan kreativitas guru dalam memilih dan memadukan beberapa metode dan teknik pembelajaran. Oleh karena itu para guru bahasa dan mahasiswa jurusan pendidikan bahasa perlu memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai pendekatan, metode, teknik, dan termasuk strategi pembelajaran bahasa, agar dalam kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan maksimal.
Pendidikan formal di Indonesia dimulai sejak pendidikan anak usia dini hingga perguruan tinggi. Jumlah anak-anak di Indonesia setiap tahun selalu bertambah, anak-anak adalah seseorang yang harus mendapat pendidikan, untuk itu pendidikan dan pengajaran untuk anak-anak haruslah kreatif dan inovatif agar dapat menarik minat anak-anak untuk giat belajar.
Untuk itu dalam makalah kami ini, kami akan mencoba menguraikan hal- hal yang berkaitan dengan beberapa strategi pembelajaran dalam bahasa khususnnya dalam pembelajaran bahasa Arab untuk anak-anak.

B.     RUMUSAN MASALAH
Melihat latar belakang di atas maka kami akan membahas beberapa hal diantaranya :
1.      Apa pengertian strategi pembelajaran?
2.      Apa pengertian strategi pembelajaran anak?
3.      Bagaimana Pemilihan strategi pembelajaran anak?
4.      Jenis-jenis Strategi Pembelajaran apa saja yang ada di Taman Kanak-kanak?
5.      Bagaimana Strategi Pembelajaran melalui Bermain?

C.    TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.      Mengetahui pengertian strategi pembelajaran
2.      Mengetahui pengertian strategi pembelajaran anak?
3.      Mengetahui Bagaimana Pemilihan strategi pembelajaran anak?
4.      Mengetahui Jenis-jenis Strategi Pembelajaran apa saja yang ada di Taman Kanak-kanak?
5.      Mengetahui Bagaimana Strategi Pembelajaran melalui Bermain


BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Strategi Pembelajaran
            Kata strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategia yang berarti ilmu perang atau panglima perang. Panglima perang inilah yang bertanggung jawab merencanakan suatu strategi dan mengarahkan pasukannya untuk mencapai kemenangan. Sherly mengemukakan pengertian strategi sebagai keputusan bertindak yang diarahkan dan keseluruhannya diperlukan untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut Gagne, strategi adalah kemampuan internal seseorang untuk berpikir, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. Di sisi lain Salusu mengatakan bahwa strategi ialah suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya untuk mencapai sasarannya melalui hubungan yang efektif dengan lingkungan dan kondisi yang paling menguntungkan (Iskandarwassid 2005: 32).
Dalam perkembangannya, konsep strategi digunakan  dalam berbagai bidang, termasuk  dalam  bidang  pendidikan.  Implementasi  konsep  strategi  dalam  bidang belajar mengajar, sekurang-kurangnya meliputi pengertian sebagai berikut:
1.        Strategi  merupakan  keputusan  bertindak  dari  guru  dengan  menggunakan kecakapan dan sumber daya pendidikan yang tersedia  untuk mencapai tujuan melalui  hubungan  yang  efektif  antara lingkungan  dan kondisi  yang  paling menguntungkan.
2.        Strategi  merupakan  kemampuan  internal  seseorang  untuk  berpikir, memecahkan masalah dan mengambil keputusan dalam bidang pembelajaran.
3.        Strategi merupakan garis besar haluan bertindak dalam mengelolan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
4.        Strategi dalam pembelajaran merupakan suatu rencana tentang aktivitas yang dipersiapkan secara seksama untuk mencapai tujuan pembelajaran.
5.        Strategi merupakan pola umum kegiatan guru-peserta didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar. Pola ini menunjukkan macam dan urutan perbuatan yang ditampilkan guru-peserta didik dalam berbagai peristiwa belajar (Muryati dan Dewi 2011:8).
            Sedangkan yang dimaksud dengan pembelajaran proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan  sumber  belajar  pada  suatu  lingkungan  belajar.  Pembelajaran
merupakan  bantuan  yang  diberikan  pendidik  agar  dapat  terjadi  proses pemerolehan  ilmu  dan  pengetahuan,  penguasaan  kemahiran  dan  tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses  pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia  serta  dapat  berlaku  di  manapun  dan  kapanpun (http://eprints.uny.ac.id diakses pada 06 April 2016).
            Jadi yang dimaksud dengan strategi pembelajaran adalah suatu seni yang dimiliki oleh masing-masing individu seorang pendidik yang dituangkan dalam bentuk rencana tentang aktivitas untuk membantu  peserta didik agar dapat belajar dengan baik supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif.
            Adapun pengertian strategi pembelajaran menurut Hilda Taba dalam Suprihadi (1993:93) dalam Nur Khatifah (2009:8) strategi pembelajaran adalah cara-cara yang dipilih oleh guru dalam proses pengajaran yang dapat memberikan kemudahan atau fasilitas bagi siswa menuju tercapainya pembelajaran. Sedangkan menurut Menurut Dick dan Carrey dalam Suprihadi (1993:94) dalam Nur Khatifah (2009:8) strategi pembelajaran adalah semua komponen materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan untuk membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
B.       Strategi Pembelajaran Anak Usia Dini
            Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (PP tentang Standar Nasional Pendidikan, 2005). Proses pembelajaran akan optimal jika didukung dengan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan dan minat anak.
            Pendidikan anak usia dini merupakan upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan memberikan kegiatan pembelajaran yang mampu menghasilkan kemampuan dan keterampilan anak. Pada pendidikan anak usia dini guru dituntut harus memahami karakteristik pembelajaran untuk anak dan mengetahui apa yang menjadi prinsip-prisip belajar anak.
1. Karakteristik Pembelajaran untuk Anak
            Kegiatan pembelajaran pada anak usia dini, menurut Sujiono (2009: 138), pada dasarnya adalah pengembangan kurikulum secara konkret berupa seperangkat rencana yang berisi sejumlah pengalaman belajar melalui bermain yang diberikan pada anak usia dini berdasarkan potensi dan tugas perkembangan yang harus dikuasainya dalam rangka pencapaian kompetensi yang harus dimiliki oleh anak. Atas dasar pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa pembelajaran untuk anak usia dini memiliki karakteristik sebagai berikut.
a. Belajar, bermain, dan bernyanyi
            Pembelajaran untuk anak usia dini diwujudkan sedemikian rupa sehingga dapat membuat anak aktif, senang, bebas memilih. Anak-anak belajar melalui interaksi dengan alat-alat permainan dan perlengkapan serta manusia. Anak belajar dengan bermain dalam suasana yang menyenangkan. Hasil belajar anak menjadi lebih baik jika kegiatan belajar dilakukan dengan teman sebayanya. Dalam belajar, anak menggunakan seluruh alat inderanya.
b. Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan
Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan mengacu pada tiga hal penting, yaitu : 1) berorientasi pada usia yang tepat, 2) berorientasi pada individu yang tepat, dan 3) berorientasi pada konteks sosial budaya. Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan harus sesuai dengan tingkat usia anak, artinya pembelajaran harus diminati, kemampuan yang diharapkan dapat dicapai, serta kegiatan belajar tersebut menantang untuk dilakukan anak di usia tersebut. Manusia merupakan makhluk individu. Perbedaan individual juga harus manjadi pertimbangan guru dalam merancang, menerapkan, mengevaluasi kegiatan, berinteraksi, dan memenuhi harapan anak. Selain berorientasi pada usia dan individu yang tepat, pembelajaran berorientasi perkembangan harus mempertimbangkan konteks sosial budaya anak. Untuk dapat mengembangkan program pembelajaran yang bermakna, guru hendaknya melihat anak dalam konteks keluarga, masyarakat, faktor budaya yang melingkupinya.
C.  Pemilihan Strategi Pembelajaran Untuk Anak
            Pembelajaran  merupakan  proses   kompleks  dalam  diri  peserta  didik  dan terkait  dengan  berbagai  aspek  dalam  diri  maupun  luar  dirinya.  Guru  sebagai pemberi  fasilitas  belajar  dituntut  memiliki  kemampuan  dalam  memilih  dan menerapkan  strategi  pembelajaran.   Dengan  kemampuan tersebut  guru  dapat melaksanakan  fungsi  pemberi  fasilitas  dengan  baik  sehingga  peserta  didik  dapat melakukan aktivitas belajar secara efektif.
Strategi  pembelajaran  yang  dipilih  tentu  perlu  dipertimbangkan  dalam beberapa  segi  mengingat  bahwa  konteks  pembelajaran  yang  berbeda-beda  untuk setiap proses pembelajaran yang dipandunya. Di samping itu, dikenal beragamnya pendekatan, metode, teknik, dan model pembelajaran  yang  dikemukakan  beberapa  ahli  mendorong  guru  untuk  memilih salah  satu  atau  beberapa  yang  sesuai  dengan  kondisi pemelajaran.  Perlu  diingat juga  bahwa  beberapa  strategi  yang  ditawarkan  ahli  tersebut  tidak  ada  jaminan adanya  salah  satu  strategi  pembelajaran  yang  paling baik.  Setiap  jenis  strategi memiliki  kelebihan dan  kekurangannya dan  memiliki  kecocokan penggunaannya masing-masing.
Adapun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemililihan strategi pembelajaran menurut Sanjaya (dalam Muryati dan Kusumaningsih 2011:57-67) adalah sebagai berikut:
1.      Pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai
Setiap  kegiatan  belajar  mengajar  tentu  mempunyai  tujuan  tertentu  yang  ingin dicapai. Semakin kompleks tujuan yang ingin dicapaimaka semakin rumit juga strategi  yang  harus  dirancang. Di  bawah  ini  ada  beberapa  pertanyaan  yang dapat diajukan sehubungan dengan tujuan kegiatan belajar mengajar:
a.       Apakah  tujuan  pembelajaran  yang  ingin  dicapai  berkenaan  dengan  aspek kognitif,  afektif  atau  psikomotorik?  Pertanyaan  ini mengandung  pengertian bahwa setiap jenis tujuan yang dirumuskan akan berimplikasi pada rancangan suatu strategi.
b.      Bagaimana  kompleksitas  tujuan  pembelajaran  yang  ingin  dicapai,  apakah tingkat tinggi atau tingkat rendah?
c.       Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilan akademis?
2.      Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran
Materi  atau  pengalaman  belajar  merupakan  pertimbangan  kedua  yang  harus
diperhatikan.  Materi  pelajaran  yang  sederhana  misalnya,  materi  pelajaran berupa data yang harus dihafal, maka pengalaman belajar pun cukup sederhana juga,  mungkin  siswa  hanya  dituntut  untuk  mendengarkan,  mencatat  dan menghafalnya.  Dengan  demikian  strategi  yang  digunakan  juga  sederhana. Berbeda  ketika  materi  pelajaran  berupa  generalisasi,  teori,  atau  keterampilan, maka pengalaman belajar pun harus dirancang sedemikian rupa sehingga materi pelajaran dan pengalaman belajar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
3.      Pertimbangan dari sudut siswa
Siswa  adalah  individu  yang  unik,  yang  memiliki  perbedaan,  tidak  ada  siswa yang sama. Walaupun secara fisik agak sama, namun pasti ada hal-hal tertentu yang  pasti  berbeda,  misalnya  perbedaan  dari  sudut  minat,  bakat,  kemampuan bahkan gaya belajar. Dengan demikian strategi belajar mengajar yang dirancang mestilah sesuai dengan keadaan siswa. Beberapa pertanyaan rancangan strategi ditinjau dari sudut siswa diantaranya:
a.       Apakah strategi yang digunakan sesuai dengan tingkat kematangan siswa?
b.      Apakah  strategi  yang  digunakan  itu  sesuai  dengan  minat,  bakat  dan  kondisi siswa?
c.       Apakah strategi yang dipilih sesuai dengan gaya belajar siswa?
4.      Pertimbangan-pertimbangan lainnya
Pertimbangan lainnya dalam hal ini adalah pertimbangan ditinjau dari strategi itu  sendiri,  sesbab  begitu  banyak  strategi  yang  dapat  dipilih  dalam  proses belajar mengajar. Beberapa pertanyaan  yang dapat diajukan  kaitannya dengan
pertimbangan dari segi strategi itu sendiri yaitu:
a.       Apakah untuk mencapai tujuan hanya cukup dengan satu srategi saja?
b.      Apakah  strategi  yang  diterapkan  dianggap  satu-satunya  startegi  yang  dapat digunakan?
c.       Apakah strategi itu memiliki memiliki nilai efektifitas dan efisiensi?
Pertanyaan-pertanyaan  di  atas  merupakan  bahan  pertimbangan  dalam menetapakan  startegi  yang  akan  digunakan  dalam  kegiatan  belajar  mengajar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi pembelajaran menurut Isskandarwassid dan dadang sunendar adalah :
1.      Karakteristik peserta didik
Peserta didik sebagai orang yang belajar merupakan subjek yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Dalam pemilihan strategi pembelajaran yang tepat, pengajar harus memperhatikan karakteristik peserta didik. Karakteristik peserta didik itu antara lain sebagai berikut :
a.       Kematangan mental dan kecakapan intelektual
b.      Kondisi fisik dan kecakapan psikomotor
c.       Umur
d.      Jenis kelamin
2.      Kompetensi dasar yang diharapkan
Strategi pembelajaran harus dipilih sesuai dengan kompetensi dasar yang diharapkan dapat dicapai peserta didik. Kompetensi tersebut merupakan titik tolak penentuan strategi yang akan digunakan. Misalnya, pada aspek kebahasaan, kompetensi yang diharapkan adalah menguasai dan menggunakan kata dalam konteks. Dengan demikian metode yang dipakai sebagai bagian dari strategi adalah dengan menggunakan metode kontekstual.
3.      Bahan ajar
Bahan ajar merupakan seperangkat informasi yang harus diserap peserta didik melalui pembelajaran yang menyenangkan. Peserta didik harus benar-benar merasakan manfaat bahan ajar atau materi itu setelah ia mempelajarinya.
4.      Waktu yang tersedia
Sebagaimana diketahui dalam kurikulum pembelajaran bahasa yang berlaku saat ini, teerdapat kometensi dasar yang harus dicapai peserta didik dalam kurun waktu tertent, misalnya, satu semester atau satu tahun ajaran. Untuk mencapai standar kompetensi tersebut, pengajar mengembangkan bahan ajar pembelajaran, kemudian menyampaikannya kepada peserta didik. Dalam penyampaiannya diperlukan strategi yang tepat agar mencapai sasaran.
5.      Sarana/prasarana belajar
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai tujuan (KBBI, 1993). Yang dimaksud sarana belajar adalah segala sesuatu yang langsung dapat dipakai peserta didik dalam belajar untuk mencapai suatu kompetensi dasar tertentu. Misalnya buku paket, kamus, peta, alat peraga. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses. Prasarana belajar bahasa, misalnya, laboratorium bahasa, ruang belajar, kelas ygang luas, dan lain-lain.
6.      Kemampuan/kecakapan pengajar memilih dan menggunakan strategi pembelajaran bahasa
Salah satu tujuan utama pembelajaran bahasa adalah mmepersiapkan peserta didik untuk melakukan interaksi yang bermakna dengan bahasa yang alamiah. Agar interaksi dapat bermakna bagi peserta didik dan dapat mencapai kompetensi dasar tertentu, pengajar dituntut untuk lebih memiliki kemmapuan atau kecakapan dalam menjalankan profesionalismenya. Disamping memiliki kemmapuan penguasaan keilmuan pengajar juga harus memiliki kemmapuan dan penguasaan memilih dan menerapkan strategi yang di dalamnya terdapat pendekatan, metode, dan teknik secara baik.
D.  Jenis-jenis Strategi Pembelajaran di Taman Kanak-kanak
1.      Strategi Pembelajaran yang Berpusat pada Anak
            Pembelajaran yang berpusat pada anak terdiri dari tiga tahap utama, yaitu : tahap merencanakan, tahap bekerja, dan tahap review.
a.       Tahap merencanakan (planning time)
                        Pada tahap ini guru memberi kesempatan kepada anak-anak untuk merencanakan kegiatan yang akan dilakukannya. Misalnya, guru menyediakan alat-alat bermain yang terdiri dari : a) balok-balok kayu, b) model buah-buahan, c) alat-alat transportasi, d) buku-buku cerita, e) peralatan menggambar, dan f) macam-macam boneka.
b.      Tahap bekerja (work time)
                        Setelah memilih kegiatan yang akan dilakukannya, anak kemudian dikelompokkan berdasarkan kegiatan yang dipilih. Pada tahap ini anak mulai bekerja, bermain, atau memecahkan masalah sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Guru mendampingi siswa, memberikan dukungan dan siap memberikan bimbingan jika anak membutuhkan.
c.       Tahap review / recall
                        Setelah anak-anak selesai melakukan aktivitasnya, mereka kemudian diberi kesempatan untuk mengungkapkan pengalamannya secara langsung. Pada tahap ini guru berusaha agar anak-anak mengungkapkan perasaannya dengan tepat.
2.      Strategi Pembelajaran Melalui Bermain
            Bermain merupakan kebutuhan anak. Bermain merupakan aktivitas yang menyatu dengan dunia anak, yang di dalamnya terkandung bermacam-macam fungsi seperti pengembangan kemampuan fisik motorik, kognitif, afektif, social, dsb. Dengan bermain anak akan mengalami suatu proses yang mengarahkan pada perkembangan kemampuan manusiawinya. Strategi pembelajaran melalui bermain terdiri dari tiga tahap utama, yaitu: tahap prabermain, tahap bermain, dan tahap penutup.
a.       Tahap prabermain
                        Tahap prabermain terdiri dari dua macam kegiatan persiapan: kegiatan penyiapan siswa dalam melaksanakan kegiatan bermain dan kegiatan penyiapan bahan dan peralatan yang siap untuk dipergunakan. 1) Kegiatan penyiapan siswa terdiri dari : a) guru menyampaikan tujuan kegiatan bermain kepada para siswa, b) guru menyampaikan aturan-aturan yang harus diikuti dalam kegiatan bermain, c) guru menawarkan tugas kepada masing-masing anak, misalnya membuat istana, membuat, menara, dst., dan d) guru memperjelas apa yang harus dilakukan oleh setiap anak dalam melakukan tugasnya. 2) Kegiatan penyiapan bahan dan peralatan yang diperlukan, misalnya menyiapkan bak pasir, ember, bendera kecil, dsb.
b.      Tahap bermain
                        Tahap bermain terdiri dari rangkaian kegiatan berikut : 1) semua anak menuju tempat yang sudah disediakan untuk bermain, 2) dengan bimbingan guru, peserta permainan mulai melakukan tugasnya masing-masing, 3) setelah kegiatan selesai setiap anak menata kembali bahan dan peralatan permainannya.
c.       Tahap penutup
                        Tahap penutup dari strategi pembelajaran melalui bermain terdiri dari kegiatan-kegiatan : 1) menarik perhatian dan membangkitkan minat anak tentang aspek-aspek penting dalam membangun sesuatu, 2) menghubungkan pengalaman anak dalam bermain yang baru saja dilakukan dengan pengalamannya, 3) menunjukkan aspek-aspek penting dalam bekerja secara kelompok, 4) menekankan petingnya kerja sama.
3.      Strategi Pembelajaran Melalui bercerita
            Pencapaian tujuan pendidikan Taman Kanak-kanak dapat ditempuh dengan strategi pembelajaran melalui bercerita. Manfaat cerita bagi anak TK, yaitu sebagai berikut.
a.       Bagi anak TK mendengarkan cerita yang menarik dan dekat dengan lingkungannya merupakan kegiatan yang mengasyikkan.
b.      Guru dapat memanfaatkan kegiatan bercerita untuk menanamkan nilai-nilai positif pada anak.
c.       Kegiatan bercerita juga memberikan sejumlah pengetahuan social, nilai-nilai moral dan keagamaan.
d.      Pembelajaran dengan bercerita  memberikan pengalaman belajar untuk mendengarkan.
e.       Dengan mendengarkan cerita anak dimungkinkan untk mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
f.       Membantu anak untuk membangun bermacam-macam peran yang mungkin dipilih anak, dan bermacam layanan jasa yang ingin disumbangkan anak kepada masyarakat.
            Strategi pembelajaran melalui bercerita terdiri dari lima langkah. Langkah-langkah yang dimaksud adalah sebagai berikut.
a.       Menetapkan tujuan dan tema cerita.
b.      Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih, misalnya bercerita dengan membaca langsung dari buku cerita, menggunakan gambar-gambar, menggunakan papan flannel, dst.
c.       Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita sesuai dengan bentuk bercerita yang dipilih.
d.      Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita, yang terdiri dari:
1)      Menyampaikan tujuan dan tema cerita,
2)      Mengatur tempat duduk,
3)      Melaksanaan kegiatan pembukaan,
4)      Mengembangkan cerita,
5)      Menetapkan teknik bertutur,
6)      Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita.
e.       Menetapkan rancangan penilaian kegiatan bercerita
                                    Untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran dilaksanakan penilaian dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan isi cerita untuk mengembangkan pemahaman anak aka isi cerita yang telah didengarkan.
4.      Strategi Pembelajaran Melalui Bernyanyi
            Bernyanyi memiliki banyak manfaat untuk praktik pendidikan anak dan pengembangan pribadinya secara luas karena : a) bernyanyi bersifat menyenangkan, b) bernyanyi dapat dipakai untuk mengatasi kecemasan, c) bernyanyi merupakan media untuk mengekspresikan perasaan, d) bernyanyi dapat membantu membangun rasa percaya diri anak, e) bernyanyi dapat membantu daya ingat anak, f) bernyanyi dapat mengembangkan rasa humor, g) bernyanyi dapat membantu pengembangan keterampilan berpikir dan kemampuan motorik anak, dan, h) bernyanyi dapat meningkatkan keeratan dalam sebuah kelompok.
            Strategi pembelajaran dengan bernyanyi terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut.
a.       Tahap perencanaan, terdiri dari: 1) penetapkan tujuan pembelajaran, 2) penetapan materi pembelajaran, 3) menetapkan metode dan teknik pembelajaran, dan 4) menetapkan evaluasi pembelajaran.
b.      Tahap pelaksanaan, berupa pelaksanaan apa saja yang telah direncanakan, yang terdiri dari:
1)      Kegiatan awal : guru memperkenalkan lagu yang akan dinyanyikan bersama dan memberi contoh bagaimana seharusnya lagu itu dinyanyikan serta memberikan arahan bagaimana bunyi tepuk tangan yang mengiringinya.
2)      Kegiatan tambahan : anak diajak mendramatisasikan lagu, misalnya lagu Dua Mata Saya, yaitu dengan melakukan gerakan menunjuk organ-organ tubuh yang ada dalam lirik lagu.
3)      Kegiatan pengembangan : guru membantu anak untuk mengenal nada tinggi dan rendah dengan alat musik, misalnya pianika.
c.       Tahap penilaian, dilakukan dengan memakai pedoman observasi untuk mengetahui sejauh mana perkembangan yang telah dicapai anak secara individual maupun kelompok.
5.      Strategi Pembelajaran Terpadu
            Anak adalah makhluk seutuhnya, yang memiliki berbagai aspek kemampuan, yang semuanya perlu dikembangkan. Berbagai kemampuan yang dimiliki oleh anak dapat berkembang jika ada stimulasi untuk hal tersebut. Dengan pembelajaran terpadu, pembelajaran yang mengintegrasikan ke dalam semua bidang kurikulum atau bidang-bidang pengembangan, berbagai kemampuan anak yang ada pada anak diharapkan dapat berkembangan secara optimal.
            Pembelajaran terpadu memiliki karakteristik : Dilakukan melalui kegiatan pengalaman langsung, sesuai dengan kebutuhan dan minat anak, memberikan kesempatan kepada anak untuk menggunakan semua pemikirannya, menggunakan bermain sebagai wahana belajar,  menghargai perbedaan individu, dan melibatkan orag tua atau keluarga untuk mengoptimalkan pembelajaran.
            Strategi pembelajaran terpadu direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip: berorientasi pada perkembangan anak, berkaitan dengan pengalaman nyata anak, mengintegrasikan isi dan proses belajar, melibatkan penemuan aktif, memadukan berbagai bidang pengembangan, kegiatan belajar bervariasi, memiliki potensi untuk dilaksanakan melalui proyek oleh anak, waktu pelaksanaan fleksibel, melibatkan anggota keluarga anak, tema dapat diperluas, dan direvisi sesuai dengan minat dan pemahaman yang ditunjukkan anak.
            Ada beberapa manfaat dari strategi pembelajaran terpadu, yaitu: meningkatkan perkembangan konsep anak, memungkinkan anak untuk mengeksplorasi pengetahuan melalui berbagai kegiatan, membantu guru dan praktisi lainnya untuk mengembangkan kemampuan profesionalnya, dan dapat dilaksanakan pada jenjang program yang berbeda, untuk semua tingkat usia, dan untuk anak-anak berkebutuhan khusus.
            Prosedur pelaksanaan pembelajaran terpadu terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut.
a.                   Memilih tema
                        Pemilihan tema untuk pembelajaran terpadu dapat bersumber dari: 1) minat anak, 2) peristiwa khusus, 3) kejadian yang tidak diduga, 4) materi yang dimandatkan oleh lembaga, dan 5) orang tua dan guru.
                        Ada beberapa kriteria untuk pemilihan tema, yaitu: 1) relevansi topik dengan karakteristik anak, 2) pengalaman langsung, 3) keragaman dan keseimbangan dalam area kurikulum, 4) ketersediaan alat-alat, dan 5) potensi proyek.
b.                  Penjabaran tema
                        Tema yang sudah dipilih harus dijabarkan ke dalam sub tema-sub tema dakan konsep-konsep yang didalamnya terkandung istilah (term), fakta (fact), dan prinsip (principle), kemudian dijabarkan ke dalam bidang-bidang pengembangan dan kegiatan belajar yang lebih operasional.
c.                   Perencanaan
                        Perencanaan harus dibuat secara tertulis sehingga memudahkan guru untuk mengetahui langkah-langkah apa yang harus ditempuh. Tentukan tujuan pembelajaran, kegiatan belajar, waktu, pengorganisasian anak, sumber rujukan, alat-permainan yang diperlukan, dan penilaian yang akan dilakukan.
d.                  Pelaksanaan
                        Pada tahap pelaksanaan dilakukan dan dikembangkan kegiatan belajar sesuai dengan rencana yang telah disusun. Pada saat proses berlangsung dilakukan pengamatan terhadap proses belajar yang dilakukan oleh anak.
e.                   Penilaian
                        Penilaian dilakukan pada saat pelaksanaan dan pada akhir kegiatan pembelajaran dengan tujuan untuk mengamati proses dan kemajuan yang dicapai anak melalui kegiatan pembelajaran terpadu.

E.       Strategi Pembelajaran melalui Bermain
            Bermain merupakan aktivitas yang penting dilakukan anak-anak. Sebab, dengan bermain anak-anak akan bertambah pengalamannya dan pengetahuannya. Strategi pembelajaran bermain dibedakan menjadi dua yaitu kegiatan bermain aktif dan kegiatan bermain pasif.
Berikut ini akan diuraikan bebrapa macam kegiatan bermain aktif yaitu sebagai berikut:
1.                  bermain konstruktif
bermain konstruktif yaitu kegiatan yang menggunakan berbagai benda yang ada untuk menciptakan suatu hasil karya tertentu.
Berbagai manfaat bisa diperoleh melalui kegiatan bermain ini antara lain mngembangkan kemampuan anak untuk berdaya cipta, melatih keterampilan motorik halus, melatih konsentrasi, ketekunan, daya tahan. Kalau ia berhasil akan menimbulkan ras puas, mendapat pengharapan sosial (pujian dari orang lain) yang akan meningkatkan keinginan anak bekerja lebih baik lagi.
Yang termasuk dalam kegiatan bermain konstruktif adalah menggambar, mencipta bentuk tertentu dari lilin mainan, menggunting dan menempel kertass atau kain, dan lain sebagainya.
2.                  Bermain khayal/peran
Bermain khayal termasuk salah satu jenis bermain aktif, dapat diartikan dengan pemberian atribut tertentu terhadapbenda, situasi dan anak memerankan tokoh yang ia pilih. Apa yang dilakukan anak tampil dalam tingkah laku yang nyata dan dapat diamati dan biasanya melibatkan penggunaan bahasa.
Dalam kegiatan bermain khayal ini anak mmepunyai peran penting. Ia melakukan impersonalisasi terhadap karakter yang dikaguminya/ditakutinya baik yang ia temui dalam kehidupan maupun dari tokoh yang ia tonton di film atau dibaca di media masa.
Manfat yang dapat dipetik dari bermain khayal adalah membantu penyesuaian diri anak. Dengan memerankan tokoh-tokoh tertntu ia belajar tentang aturan-aturan atau perilaku apa yang bisa diterima oleh orang lain. Anak juga belajar untuk memandang suatu masalah dari kacamata tokoh-tokoh yang ia perankan sehingga diharap dapat membantu pemahaman sosial pada diri anak.
Manfaat lain adalah anak dapat memperoleh kesenangan dari kegiatan yang dilakukan atas usaha sendiri, belajar menjadi pengikut dalam artian mau memerankan tokoh-tokoh tertentu yang ditetapkan oleh teman mainnya dan tidak hanya memerakan tokoh yang diinginkan oleh anak. Perkembangan bahasa juga dapat ditingkatkan karena adanya penggunaan bahasa didalam kegiatan bermain in. Mau tidak mau ia akan mendengar informasi baru dari teman mainnya sehingga perbendaharaan kata makin luas.
3.                  Musik
Aktifitas musik dapat digolongkan dalam bermain aktif bila anak melakukan kegiatan musik misalnya bernyanyi, memainkan alat musik tertentu atau melakukan gerakan tarian yang diiringi musik. Bernyanyi merupakan kegiatan yang paling banyak dilakukan karena tidak menntut keahlian memainkan alat musik tertentu.
Manfaat yang didapat adalah unutuk ekspresi diri sosialisasi dan memupuk rasa percaya diri pada anak. Karena ia mampu bernyanyi atau memainkan alat musik tertentu, mereka dapat menyenangkan diri sendiri, sekaligus belajar unutuk menjadi kreatif.
Berikut ini dipaparkan kegiatan bermain pasif dalam strategi pembelajaran bermain :
1.                  Membaca
Membaca termasuk kegiatan bermain pasif, bisa dalam bentuk mendengarkan cerita yang dibacakan oleh orang lain atau membaca sendiri. Pada usia prasekolah anak cenderung dibacakan cerita oleh orang tua atau orang lain karena pada umumnya seorang anakn baru bisa membaca sendiri setelah duudk di kelas 3 atau 4 SD.
Membaca merupakan salah satu kegiatan bermain pasif yang secara psikologis mempunyai arti positif. Ada beberapa manfaat psikologi yang dapat diperoleh melalui kegiatan ini yaitu membuat anak lebih percaya diri, mandiri, tidak perlu menggantungkan diri pada orang lain unutuk memperoleh hiburan dan mngembangkan potensi yang ada didalam dirinya, punya pengaruh positif terhadap perkembangan kepribadian anak di kemudian hari. Dari kegiatan semacam ini, anak bukan hanya memperoleh kesennagan dan sikap yang positif terhadap kegiatan membaca, tetapi juga dapat menambah keahlian membaca yang merupakan modal berharga terhadap bidang studi yang akan mereka tekuni di kemudian hari.
Membaca juga dapat mendorong kreativitas seseorang, bergantung dari bahan yang dibacanya. Dari kegiatan membaca, minat anakbisa dipupuk dan memperoleh pengetahuan baru. Dengan membaca, seseorang dimungkinkan untuk mendapat pemahaman (insight) terhadap masalah paribadi mereka dan memberi ide bagaimana cara memecahkan masalah.
2.                  Menonton film
Dengan adanya kemajuan teknologi, maka anak-anak dpat menikmati film tidak hanya dibioskop, tapi juga di rumah, baik melalui acara yang ditayangkan di televisi maupun memutar video atau compact disc (CD).
Sebagai dampak dari kemajuan teknologi tersebut, anak mempunyai kesempatan lebih besar untuk menonton film tanpa pergi ke bioskop atau menunggu jadwal tayangan film di bioskop. Setiap saat bila anak mau, ia cukup menekan tombol televisi atau memutar video/CD. Anak dapat menghabiskan waktu berjam-jam di muka televisi. Menurut Murray (dalam Hurlock 1978), rata-rata anak prasekolah menghabiskan waktu di muka televisi selama setengah jam kerja orang tua dalam 1 minggu.
3.                  Mendengarkan musik
Musik dapat didengar melalui siaran radio, TV, pita ataupun piringan hitam. Dengan meningkatnya usia anak lebih gemar mendengarkan musik dan memuncak saat remaja. Kaum remaja menyukai kegiatan iiini karena bermain aktif yang melakukan sudah jauh berkurang.
Bayi serta anak-anak yang lebih kecil menyukai musik yang sederhana, ritme lagu yang lincah serta kata-kata yang mudah dipahami. Anak-anak yang sudah bersekolah seringkali merasa lebih mudah belajar atau mengerjakan tugas-tugas sekolah sambil mendengarkan musik. mendengarkan musik akan membawa pengaruh positif pada anak dalam artia anak dapat menyenangkan diri sendiri, menenagkan perasaan-perasaan yang tidak nyaman, sebagai penyaluran anak karena ia bisa ikut terhanyut dalam lagu yang didengar sekaligus anak dapat mendengarkan musik tertentu sehingga kegiatan ini secara tidak langsung dapat merangsang anak untuk bersosial dan merasakan adanya kebersamaan serta penerimaan oleh teman.



DAFTAR PUSTAKA
Masitoh, dkk. (2005). Pendekatan Belajar Aktif di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Depdiknas Dikjen Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan  Dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.
Muryati, Sri dan Dewi Kusumaningsih.2011. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Univet Bantarapress. Diunduh pada 06 April 2016 https:lppbmbantara.com
Nur Khotifah, Siti. 2009. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis KTSP di SMP Muhamadiyah Mungkid Magelang Yogyakarta. UIN sunan Kalijaga. Skripsi.
Iskandarwassid. 2005. Strategi Pembelajaran Bahasa.

Diana.Bermain dan Media Permainan. Handout Jurusan PG PAUD 

No comments:

Post a Comment